Pesparani sebagai Ajang Merajut Kebersamaan dan Keberagaman di NTT

oleh -126 Dilihat

Ketua Panitia Pesparani Tingkat Nasional sekaligus Kadis Sosial Provinsi NTT, Drs. H.  Jamaludin Ahmad, MM

Suara-ntt.com, Kupang-Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik tingkat nasional akan digelar pada tanggal 28 sampai 31 Oktober 2022 di Kota Kupang. Kegiatan akbar itu akan diikuti oleh 34 provinsi se-Indonesia.

Ketua Panitia Pesparani Tingkat Nasional, Drs. H.  Jamaludin Ahmad, MM mengatakan, kegiatan itu untuk merajut kebersamaan dan keberagaman seluruh umat yang ada di Indonesia khususnya di NTT.

Dikatakan, kegiatan Pesparani itu adalah mengajak orang untuk memahami, membaca dan mengamalkan nilai-nilai religius yang kemas dalam bentuk lomba. Begitu juga kegiatan Pesperawi yang diselenggarakan agama Protestan. Hal ini dilakukan bagaimana mendorong umat membangun literasi Kitab Suci.

“Waktu saya ditetapkan sebagai Ketua Panitia Pesparani Tingkat Nasional masih menjabat sebagai Asisten I Setda Provinsi NTT dan Ketua NU Provinsi NTT. Dan sebagai ASN saya harus menghormati apa yang dipercayakan gubernur. Karena kegiatan ini sama seperti mengurus MTQ dan ini tidak menjadi masalah buat saya karena sudah mengurus hal-hal seperti ini,”kata Jamaludin kepada wartawan di ruang kerjanya pada Selasa, 19 Juli 2022.

Dijelaskan, untuk menyukseskan kegiatan akbar itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT menguncurkan dana sebesar Rp 3 miliar dan dari Pemerintah Pusat (Pempus) sebesar  Rp 4 miliar. Dan kegiatan Pesparani Tingkat Nasional akan diikuti 34 provinsi se-Indonesia. Dan jumlah kontingen atau rombongan dibatasi dimana masing-masing daerah hanya mengutus 35 orang.

‘Dulu kita rencana lebih dari itu dan batal dua kali dimana jumlah pesertanya mencapai 11-12 ribu orang sampai kita survey semua hotel dan penginapan yang ada di Kota Kupang dan sekitarnya. Sekarang jumlah seluruh peserta hanya 2.000 orang dan setiap provinsi perwakilannya hanya 35 orang. Dari 35 orang itu kita fasilitasi dan membiayai makan minum, transport dan penginapan. Kegiatan itu berlangsung dari tanggal 28 sampai 31 Oktober 2022,”ungkap Wakil Ketua MUI Provinsi NTT ini.

“Kita harapkan mereka bisa menikmati kuliner-kuliner khas NTT yang disini,”tambahnya.

Untuk diketahui rombongan dari Papua paling banyak dengan jumlah pesertanya sebanyak 350 orang dan panitia hanya fasilitasi 35 orang. Sementara rombongan yang lebih dari itu akan menjadi tanggung jawab kontingen tersebut.

Menurutnya ini merupakan suatu hal yang tidak biasanya terjadi tetapi sesungguhnya bisa terjadi. Karena dalam kehidupan bersama. Apalagi merajut sebuah kebersamaan dan keanekaragaman karena momentum-momentum seperti ini harus dibiasakan. Karena dalam sebuah kegiatan MTQ ketua panitianya adalah seorang Kristen. Ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kebijakan moral bangsa dalam perspektif kebangsaan.

Dijelaskan, kegiatan tersebut juga sebagai momentum pemerintah untuk memperkuat nilai-nilai moral bangsa memghadapi perkembangan dunia yang carut marut. Dengan demikian orang harus eksis dengan iman dalam rangka merajut toleransi sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Lebih lanjut kata dia, pemerintah melalui bapak gubernur ingin menunjukkan bahwa sesungguhnya toleransi umat beragama di NTT begitu tinggi dan menjadi contoh.

“Saya kira hal ini jarang terjadi bahkan ini terjadi pada saya ketika mengakhiri masa jabatan. Mudah-mudahan dengan gubernur lain ada cara seperti ini bisa tetap ada. Pak gubernur ingin meletakan pesan tersendiri bagi opini publik bahwa di NTT ada Tokoh Muslim yang dipercaya untuk menahkodai sebuah even besar ini,”pinta Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT ini.

“Kita berharap bahwa kerinduan teman-teman dari luar NTT yang ingin melihat keanekaragaman suku, budaya, kuliner yang akan ditampilkan dalam even ini. Karena tidak semua orang berkesempatan datang ke NTT. Tapi lewat lomba Pesparani orang bisa melihatnya,”pungkas mantan Ketua NU Provinsi NTT ini. (Hiro Tuames)