Suara-ntt.com, Kupang-Semua peserta pelatihan pemagangan dalam negeri tahun 2021 diharapkan bisa terserap dengan baik di dunia usaha.
“Kita berharap bahwa semua peserta pelatihan ini bisa terserap di dunia usaha,” kata Kepala Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, Sylvia R. Peku Djawang saat membuka kegiatan pemagangan dalam negeri tahun 2021 di Hotel Ima Kupang beberapa waktu lalu.
Sylvia mengatakan, pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan. “Kita selalu lakukan evaluasi dengan baik. Dan kita tidak kerja sendiri tetapi di balai pelatihan dan dunia usaha karena kolaborasi sehingga lima bulan ke depan mereka akan kerja dengan baik dan diserap pada dunia usaha,”ungkapnya.
Dikatakan, pada tahun 2021 ini pihaknya hanya melakukan kegiatan pelatihan untuk beberapa tenaga kerja yang ada di Kabupaten Rote Ndao, Malaka, Belu dan lebih banyak dilakukan di Kota Kupang serta Kabupaten Kupang karena keterbatasan anggaran.
“Yang pasti ini hanya kita dapat lakukan untuk beberapa tenaga kerja yang ada di Kabupaten Rote Ndao, Malaka, Belu dan lebih banyak dilakukan di Kota Kupang serta Kabupaten Kupang karena dananya terbatas,”ujar Sylvia.
Menurutnya, kegiatan tersebut didukung oleh dana APBN dan masih ada pekerjaan rumah atau PR untuk kabupaten lainnya. Dan mudah-mudahan ada anggaran dari APBN untuk kegiatan tersebut.
“Kita masih punya PR untuk kabupaten-kabupaten lain. Kita berharap ada dukungan penganggarannya karena sumber dananya berasal dari APBN.
“Kita lagi evaluasi kinerja kita agar ada dukungan dana dari APBN dan APBD supaya semuanya berjalan dengan baik,”ucapnya.
Dijelaskan, masih tingginya angka pengangguran di NTT disebabkan beberapa hal. Antara lain karena kurangnya kesempatan kerja akibatnya banyak tenaga kerja di NTT terpaksa meninggalkan kampung halaman tercinta guna mencari penghidupan yang layak dengan bekerja di luar Provinsi NTT bahkan sampai ke luar negeri.
Selain itu rendahnya pendidikan dan kualitas tenaga kerja sehingga lowongan atau jabatan yang tersedia di Provinsi NTT tidak dapat mengisi jabatan atau lowongan tersebut justru banyak diisi oleh tenaga kerja dari luar NTT.
“Kalaupun ada yang bekerja di NTT, tenaga kerja kita dapat bagian yang dasar saja yang lainnya susah dijangkau. Melihat kondisi tersebut Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT melalui dana APBN dan APBD sedang dan akan terus melakukan peningkatan kompetensi kerja bagi para pencari kerja dalam rangka untuk menyesuaikan tingkat ketrampilan dan pengetahuan dengan kebutuhan perusahaan sehingga perlahan-lahan kurangnya sumber daya manusia NTT yang memiliki kompetensi kerja akan bergeser menjadi tenaga kerja yang siap pakai dan memiliki standar tertentu sesuai kebutuhan pengguna tenaga kerja,” ungkapnya.
“Harapan kita dengan adanya program dan kegiatan ini terus kita tingkatkan dan pacu tenaga kerja NTT menjadi tuan rumah di kampung kita sendiri,”tambah Selvy.
Dikatakan, untuk menjawab persoalan pengangguran di Provinsi NTT maka solusinya adalah melaksanakan kegiatan pemagangan dalam negeri. Kegiatan tersebut dipandang sangat perlu dilaksanakan untuk menangani berbagai dampak ekonomi yang timbul akibat wabah COVID-19. Pemagangan merupakan solusi mengatasi minimnya calon tenaga kerja yang berkompeten di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, umumnya dibangku pendidikan formal dominan hanya mendapatkan softskill berupa teori ilmu pengetahuan dan bukan ilmu pegetahuan praktis.
Dijelaskan, tujuan dari program pemagangan dalam negeri adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keahlian sesuai yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri karena dalam program pemagangan para peserta mendapatkan pengalaman/keahlian langsung di tempat kerja.
Lebih lanjut kata dia, Provinsi Nusa Tenggara Timur memperoleh kuota peserta pemagangan dalam negeri sebanyak 180 orang di tahun 2021 yang meliputi 9 kejuruan yakni perhotelan 30 orang, menjahit/tata busana 30 orang, digital marketing 30 orang, tata kecantikan 30 orang, otomotif 20 orang, tata boga 10 orang, teknik pendingin AC 10 orang, meubeler 10 orang dan administrasi perkantoran 10 orang. (Hiro Tuames)