Penyaluran Kredit untuk UMKM di NTT capai Rp 11,42 Triliun

oleh -191 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Penyaluran kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di NTT juga capai Rp 11,42 triliun atau 33 persen dari total kredit seluruhnya, melampaui target penyaluran kredit UMKM nasional yakni sebesar 20 persen.

“Kami memberikan apresiasi atas kerjasama yang baik antara Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta kerja keras dari tim Satgas Pangan di bawah pimpinan Polda NTT,”kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja pada acara Pertemuan Tahunan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT dengan tema Bersinergi : Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi di Aula Kantor BI NTT, Kamis (3/12/2020).

Nyoman menjelaskan, pertemuan tahunan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi kinerja ekonomi NTT Tahun 2020, Arah Kebijakan tahun 2021 serta kontribusi BI NTT dalam wujudkan NTT Bangkit, NTT Sejahtera.

“Perekonomian NTT pada semester pertama seperti juga nasional tertahan lajunya. Tapi di triwulan ketiga semakin membaik seiring dengan penerapan adaptasi Normal Baru. Ekonomi NTT triwulan III tumbuh 3,06 persen quarter to quarter (Q/Q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,89 persen Q/Q. Ada tiga fakor utama yang jadi pemicu yakni akselerasi pendidikan, pemerintahan dan perdagangan,”ungkapnya.

Dia mengungkapkan secara tahunan kontraksi ekonomi NTT berkurang 1,68 persen Year on Year (YoY) dibandingkan triwulan kedua 2020 sebesar 1,99 persen YoY. Konsumsi rumah tangga membaik dengan adanya mobilisasi, stimulus fiskal dan faktor eksternal lainnya. Pertanian, Administrasi Pemerintahan, Perdagangan dan Konstruksi merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi NTT.

“Inflasi NTT juga terjaga. Hingga November, inflasi NTT adalah 0,56 persen YoY, lebih rendah dari nasional yang sebesar 1,95 persen YoY. Non Performing Loan (NPL) atau kredit Macet sampai Oktober sebesar 2,01 persen,”ujarnya.

Ia tegaskan bahwa komitmen BI untuk mengembangkan UMKM dan pariwisata di NTT. Saat ini sudah ada 27 UMKM di seluruh NTT yang jadi binaan BI. Dan juga beberapa Desa wisata yang jadi binaan BI.

BI NTT juga menargetkan pertumbuhan ekonomi NTT 2021 adalah 5,06 sampai dengan 5,66 persen YoY dengan asumsi aktivitas ekonomi mulai berjalan normal, covid-19 dapat dikendalikan dan vaksinasi, peningkatan kapasitas fiskal serta pengerjaan proyek strategis nasional.

“Inflasi kami perkirakan rendah di tahun 2021 dan kembali ke sasaran tiga plus minus satu (3+/- 1). Prioritas kerja kami di 2021 ada enam yakni optimalisasi realisasi anggaran belanja Pemerintah, perkuat UMKM, akselerasi hilirisasi komoditas unggulan NTT seperti garam, sapi, mete, rumput laut dan perikanan. Berikutnya mendorong implementasi CHSE (Clean, Health, Safety and Environment) dan upaya sertifikasi untuk dorong pariwisata NTT. Kemudian perkuat sinergi dengan stakeholder terkait untuk percepat pemulihan ekonomi dan dorong investasi. Terakhir perkuat sistem digitalisasi sistem pembayaran,”pintanya.

Sementara itu Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menegaskan, untuk memacu pertumbuhan ekonomi NTT dalam masa pandemi covid-19 butuh kerja luar biasa. Sambil tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan.

“Memang kita tidak bisa kerja biasa-biasa. Keadaan sudah berubah (akibat pandemi, red). Waktu berubah, kita juga harus berubah di dalamnya. Kita harus saling berkolaborasi melaui interaksi dan interrelasi. Baik pihak perbankan, perguruan tinggi, media massa, dunia usaha dan Pemerintah harus bekerja keras dan bekerja sama, tidak boleh kerja sendiri,” katanya.

Nae Soi menjelaskan, Presiden telah menyerahkan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Tahun 2021 kepada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah pada Rabu, (25/11). Menindaklanjuti ini,Pemprov NTT terus mendorong agar semua proses tender dapat diselesaikan pada Desember 2020.

“Pemerintah Provinsi mendorong agar Keuangan Negara mulai bisa dibelanjakan pada bulan Januari tahun depan. Akhir bulan Januari atau awal Februari 2021, kegiatan-kegiatan sudah bisa dijalankan sehingga perekonomian bisa bertumbuh. Karena salah satu pemicu utama pertumbuhan ekonomi saat ini seperti arahan Presiden adalah anggaran pemerintah,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, mantan anggota DPR dua periode itu memberikan apresiasi kepada BI atas berbagai dukungan dan kerja keras dalam sektor riil. Terutama dalam pengembangan UMKM sehingga dapat mengendalikan inflasi dan pengembangan ekonomi di NTT.

“Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di masa normal baru, saya minta masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Mari kita perkuat iman dan imun kita. Mari tingkatkan pengamanan diri supaya kita tidak terjangkit dan menjangkitkan covid-19 dengan cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Banyak sumber makanan di NTT yang bisa tingkatkan imun kita seperti kelor,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut BI NTT memberikan cenderamata sembilan hasil produksi UMKM binaan BI NTT kepada Wakil Gubernur NTT. Selain itu juga diserahkan penghargaan dari Menko Perekonomian untuk Tim TPID NTT yang masuk nominasi Provinsi berkinerja terbaik untuk wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. (HT/Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)