Pasca Leo Lelo jadi Ketua DPD Demokrat NTT, Simpatisan Jeriko Protes dan Bakar Atribut Partai

oleh -145 Dilihat

Massa simpatisan Jeriko protes dan bakar atribut partai di depan Kantor DPD Partai Demokrat NTT

Suara-ntt.com, Kupang-Pasca terpilihnya Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Leonardus Lelo sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat NTT.

Massa yang menyebut diri sebagai simpatisan Jefri Riwu Kore (Jeriko) protes dan kecewa atas Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat (SK dari AHY, red) yang menunjuk Leo Lelo menjadi Ketua DPD Demokrat NTT.

Massa simpatisan Jeriko melakukan aksi damai di depan gedung DPD Demokrat NTT sambil membakar sejumlah atribut partai berupa bendera dan baliho dan poster bergambar wajah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Selasa, 4 Januari 2022.

Seperti disaksikan massa simpatisan Jeriko itu datang dengan mengendarai puluhan unit sepeda motor dan 4 unit kendaraan roda empat sambil membawa atribut Partai Demokrat, antara lain: bendera partai, jas, kaos dan sejumlah baliho dan spanduk bergambar wajah AHY.

“AHY bilang Jeriko menyelamatkan Demokrat karena merupakan yang pertama membongkar adanya rencana KLB Moeldoko, tetapi AHY hari ini mengkhianati kesetiaan dan jasa Jeriko. AHY pengkhianat,” ungkap massa dalam aksi itu.

Menurut mereka, AHY merupakan pemimpin yang tidak tahu balas budi dan tidak patut dijadikan panutan khususnya anak muda di NTT.

“Jeriko memiliki kontribusi yang besar terhadap Demokrat di NTT dalam mendukung AHY menghadapi goncangan kudeta Moeldoko Cs, tetapi AHY tidak tahu balas budi dan terima kasih,” teriak mereka.

Massa simpatisan Jeriko meminta Jefri Riwu Kore untuk mundur dari Partai Demokrat, karena menurut mereka tanpa Partai Demokrat pun Jeriko bisa membangun Kota Kupang.

“Hari ini kami minta bapak Jeriko mundur dari Partai Demokrat karena tanpa Demokrat Jeriko bisa bangun kota Ini,” tegas mereka.

Massa aksi juga menegaskan, tidak akan mendukung AHY dan Partai Demokrat pada kontestasi Pemilu 2024 nanti. Sebaliknya simpatisan Jeriko menyatakan akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden di pemilu 2024.

“Kami simpatisan Jeriko menyatakan tidak akan mendukung AHY sebagai calon presiden di 2024, kami akan dukung Ganjar Pranowo, Hidup Ganjar,” teriak orator diikuti oleh simpatisan lainnya.

Berikut sejumlah poin tuntutan massa aksi di depan kantor DPD Demokrat NTT antara lain;

Pertama, kami mendesak keras bapak Jefri Riwu Kore (JERIKO) untuk segera BERHENTI dan KELUAR saja dari keanggotaan partai Demokrat NTT karena jasa dan kontribusi besar bapak selama dua periode DPR RI dan 5 tahun pimpin Demokrat NTT sangat tidak dihargai. Sumbangan emas bapak Jeriko yang diakui AHY sebagai Pelapor Pertama dalam mengungkapkan rencana KLB MOELDOKO ternyata hanya isapan jempol belaka. Loyalitas dan kesetiaan bapak JERIKO dalam menjaga Demokrat NTT dari anasir KLB Moeldoko dibalas dengan pengkhianatan AHY. AHY ini sungguh-sungguh pemimpin yang tidak punya moral dan jiwa Korsa, para pejuang garis depannya dia ‘bunuh’ dengan tangan dingin karena kepentingan sempitnya.

Kedua, kami menyerukan kepada semua simpatisan dan warga demokrat NTT yang pro bapak JERIKO dan mencintai Demokrasi, untuk BERHENTI mendukung partai Demokrat, karena kamu akan kecewa, karena ini bukan partai yang luhur dan sanggup menjaga demokrasi di tubuhnya sendiri, hasil kemenangan Musda 12 suara untuk kepemimpinan Jeriko dikhianati oleh Ketum partainya sendiri. Tidak ada lagi yang tersisa dari kebanggaan kami terhadap Partai ini.

Ketiga, AHY adalah pemimpin egois dan tipis telinganya, dia hanya sanggup dengar bisikan Benny Kabur Harman (BKH) dan gerombolannya, dia tidak peduli dengan aspirasi nyata dari warga Demokrat NTT yang mencintai Jeriko. AHY masuk dalam perangkap politik identitas BKH di NTT yang hanya pro pemimpin yang sama suku dan agamanya, ini picu awal kehancuran Demokrat NTT. Susah
mas Ketum mau NYAPRES kalau mudah diatur-atur begini.

Keempat, AHY adalah pemimpin muda yang belum matang dan belum sanggup mengelola demokrasi dalam partainya sendiri. AHY BUKAN NEGARAWAN, sekali lagi AHY BUKAN NEGARAWAN. la hanya pemimpin muda karbitan saja, yang tidak patut jadi contoh bagi generasi muda bangsa.

Kelima, shame on you AHY, kamu sangat memalukan AHY. Habis lenyap kebanggaan kami merawat partai selama ini dengan keputusanmu yang sangat tidak negarawan. Memang kalau hanya kelas MAYOR saja tak akan pernah sanggup menjadi JENDRAL perang kebanggaan kami warga demokrat.

Keenam, kami menyatakan BERHENTI untuk merawat dan mencintai partai Demokrat NTT karena pemimpin yang buruk seperti Ketum AHY. ANDA GAGAL jadi harapan kami Ketum AHY. (Hiro Tuames)