Suara-ntt.com, Kupang-Sesuai dengan jadwal Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunandi Sadikin akan meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kota Kupang yang berlokasi di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak pada Kamis, 22 Desember 2022.
Untuk diketahui berkat perjuangan dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkianus Laka Lena akhirnya RSUP dr. Ben Mboi berhasil diresmikan. Laka Lena bakal mendampingi Menteri Kesehatan, BGS dalam acara peresmian RSUP tersebut.
Berdasarkan jadwal yang diterima acara peresmian RSUP dr. Ben Mboi akan dimulai pada pukul 08.00-10.00 WITA. Selanjutnya, Menkes BGS bakal menghadiri kegiatan Gerakan Bumil Sehat pada Pukul 10.30 WITA di Puskesmas Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mempunyai sepenggal kisah menarik dalam memperjuangkan hadirnya sebuah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Manulai II, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Melki mengisahkan dalam satu kesempatan ketika bersama Menteri Kesehatan, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto mengunjugi Maumere Ibukota Kabupaten Sikka, dimana kondisi luar biasa karena daerah itu dilanda penyakit demam berdarah (DBD)
“Saat itu kita tidak jadi pulang ke Jakarta dan singgah di Kupang. Dalam kesempatan itu saya minta ke Pak Menteri untuk bangun RSUP di NTT. Tapi jawaban dari Pak Menteri waktu itu bahwa bangun sebuah RSUP di NTT agak sedikit rumit dan bikin sakit kepala, lebih baik kita maksimalkan peralatan dan fasilitas di rumah sakit-rumah sakit yang ada,”kata Melki dihadapan ratusan Jemaat Gereja Emanuel Petu Fatukoa Kota Kupang yang mengikuti kegiatan Sosialisasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Senin, 12 Desember 2022.
Dia mengatakan, saat itu situasinya lagi mendadak ketika tiba di Kupang sehingga rombongan Menkes hanya disambut oleh pak Zet Sonny Libing yang saat itu menjabat Kepala Badan dan Pendapatan Aset Daerah Provinsi NTT.
“Kami lalu ke lokasi milik Pemprov di Manulai II. Sesampainya di sana setelah melihat lokasi, pak Menteri bertanya dimana letak sumber air. Syukur karena di situ ada pabrik Viquam. Setelah tahu bahwa ada sumber air, pak Menkes langsung mengiyakan untuk membangun sebuah RSUP di situ,”ungkap Laka Lena.
Dijelaskan, semua yang diperjuangkan saat itu hanya bermodal nekat saja tanpa mengeluarkan biaya apapun. Untuk diketahui bahwa total biaya pembangunan RSUP itu sebesar Rp 600 miliar.
“Biaya pembangunan RSUP itu berkisar Rp 600 miliar. Dia punya fisik 300 miliar ditambah alkesnya 300 miliar. Ini dapat cuman lobi karena nekat saja. Tidak ada uang sepeserpun yang saya keluarkan lobi pak Terawan untuk bangun RSUP di situ,”ujarnya.
Dikatakan, penanganan masalah kesehatan di NTT cukup rumit dan memprihatinkan. Pasalnya karakteristik wilayah tersebut terdiri dari pulau-pulau.
Untuk bisa sampai ke fasilitas kesehatan, warga harus bersusah payah. Ada yang terpaksa harus menempuh perjalanan berpuluhan kilometer demi sampai ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Akibatnya ada warga NTT meninggal dunia karena akses ke fasilitas kesehatan sangat jauh dan rumit.
“Tentunya semua ini ada banyak faktor yang menjadi kendala. Salah satunya adalah ketersediaan fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan seperti dokter ahli yang masih sangat kurang,”bebernya.
Dia menyampaikan berbagai persoalan kesehatan yang terjadi merupakan Pekerjaan Rumah (PR) yang tak pernah ada habisnya. (Hiro Tuames)