Lamtoro dan Kaliandra akan Diolah jadi Pembangkit Listrik di NTT

oleh -175 Dilihat

Suara-ntt.com, Oelamasi-Perseroan Terbatas (PT) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Nusa Tenggara Timur bekerjasama dengan Univesitas Nusa Cendana (Undana) Kupang melakukan penanaman 2.000 anakan jenis Lamtoro dan Kaliandra pada lahan seluas 5 hektar di Desa Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

Tanaman jenis Lamtoro dan Kaliandra ini akan diolah menjadi pembangkit listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, Fredrik L. Benu mengatakan, penanaman 2.000 anakan pohon Lamtoro dan Kaliandra di lahan seluas 5 hektar ini akan diolah menjadi pembangkit listrik di NTT.

“Kegiatan penanaman 2.000 pohon ini diprakarsai oleh PT. PLN Cabang Nusa Tenggara Timur bekerjasama dengan kita Universitas Nusa Cendana Kupang,”ungkapnya dalam kegiatan penanaman 2.000 anakan pohon jenis Lamtoro dan Kaliandra, Selasa (27/10/2020).

Sedangkan General Maneger PT. PLN Cabang NTT, Agustinus Djatmiko, mengatakan, momentum penanaman 2.000 anakan ini bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke-75.

Dikatakan, meskipun NTT tidak memiliki batu bara, tetapi Renueble Energinya sangat luar biasa. Sedangkan untuk energi matahari menjadi energi listrik begitu luar biasa. Di daerah lain maksimal menyala hanya 4 jam sementara di Provinsi NTT bisa menyala sampai 9 jam.

Dijelaskan, setiap harinya PLN membutuhkan 30 ton cacahan pohon Kaliandra dan Lamtoro untuk pembangkit tenaga listrik. “Kita sangat membutuhkan kedua pohon ini untuk pembangkit listrik di NTT,”pungkasnya.

Sementara itu Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengatakan, NTT dengan iridiasi panas matahari tertinggi di Indonesia maka kedepan akan menyumbangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat berlimpah untuk Republik ini.

Dikatakan, hasil riset yang dilakukan oleh Bank Dunia belum lama ini, menjadikan Provinsi NTT sebagai salah satu, bahkan satu- satunya Provinsi di Republik ini yang selain memiliki iridiasi panas matahari tertinggi di Indonesia, juga memiliki kecepatan angin yang sangat konstan di sepanjang pantai di NTT.

“Riset yang mengatakan demikian,” ungkapnya.

Menurutnya, sekarang tidak ada pilihan lain bagi semua untuk segera melupakan energi fosil. Mulailah berpikir tentang Energi Baru Terbarukan. Bahkan saat ini perusahaan-perusahaan besar di dunia menamakan diri mereka Renuble Energi Hundred Persen. Artinya bahwa apapun yang diproduksi oleh perusahaan manapun di dunia ini yang tidak menggunakan Blue Energi, maka sudah pasti ditolak. Hal ini mengharuskan untuk segera menggunakan Energi Baru Terbarukan.

Dan Presiden Jokowi telah mencanangkan dan memaksakan untuk Energi Baru Terbarukan pada tahun 2024 harus menyentuh angka 23 persen.

“Secara Nasional saat ini PLN ada di angka 10 – 11 persen. Itu artinya masih kurang sekitar 12 persen, dan untuk mencapai itu dibutuhkan kerja ekstra,”ungkap Viktor.

“Oleh karena itu, sebagai gubernur saya pastikan bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi lompatan ekonomi di provinsi ini akan mencapai 2.000 bahkan 3.000 kali lipat berkat Energi Baru Terbarukan yang akan disumbangkan buat negara ini, baik dari energi matahari, angin maupun bio massa,”tambahnya.

Mantan anggota DPR RI ini memberikan apresiasi kepada pihak PLN dan Undana Kupang yang telah berpikir maju bukan saja untuk mengisi kekosongan energi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun ekonomi mereka dalam mendukung energi di provinsi ini, yang merupakan energi masa depan Nusa Tenggara Timur. (HT/Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)