KONI NTT Target 10 Medali Emas pada PON di Papua

oleh -203 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTT menargetkan akan mendapat 10 medali emas dalam pekan olahraga nasional (PON) ke-20 di Papua pada bulan Oktober 2020 mendatang.

“Target kita adalah mendapat 10 medali emas pada PON ke-20 di Papua. Ke-10 medali itu akan didapat dari cabang olahraga kempo yaitu enam medali emas, dua medali emas dari cabang olahraga silat dan dua medali emas dari cabang olahraga tinju atau atletik.

Kenapa kami targetkan itu karena perolehan medali dari PON sebelumnya di Jawa Barat, dimana NTT memperoleh 7 medali emas, 7 medali perak dan 9 medali perunggu maka pada PON kali ini kita targetkan 10 medali emas,” kata Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTT, Andre Koreh kepada wartawan usai rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPRD Provinsi NTT, Selasa (4/2/2020).

Andre mengatakan, kontingen dari Provinsi NTT akan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi daerah ini dalam rangka mengharumkan NTT pada even pekan olahraga nasional (PON) di Papua pada bulan Oktober 2020 mendatang.

“Semua prestasi yang diraih oleh anak-anak kita sepanjang keikutesertaan NTT diajang multi even sejak dulu sampai sekarang atlet terbanyak yang kita loloskan. Sebagai perbandingan saja PON tahun 2019 lalu di Jawa Barat kita hanya meloloskan 76 orang atlet kali ini kita loloskan 90 orang atlet.

Ini menjadi atlet paling banyak dalam sejarah keikutsertaan NTT multi even seperti pekan olahraga nasional. Oleh karena itu kami diundang Komisi V DPRD Provinsi NTT untuk menjelaskan apa yang dilakukan oleh KONI dalam rangka membangun olahraga di daerah ini,”ungkapnya.

Dia menjelaskan ada dua tahapan persiapan yakni tahapan pertama adalah tahapan desentralisasi pada bulan Januari, Pebruari dan Maret 2020. Semua cabang yang lolos melakukan desentralisasi pelatihan. Dimana masing-masing cabang olahraga mempersiapkan latihan pada bulan Januari, Pebruari dan Maret 2020.

Sementara pada bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober 2020 atau enam bulan dilakukan pelatihan terpusat atau sentralisasi dan itu dilakukan oleh KONI.

Dikatakan, semua ini membutuhkan anggaran atau pembiayaan. Oleh karena itu pihaknya sudah mengusulkan biaya kepada pemerintah kurang lebih Rp 38 miliar. Didalamnya biaya untuk desentralisasi maupun sentralisasi termasuk didalamnya termasuk pembinaan rutin cabang olahraga dan juga bonus para atlet makanya diantisipasi hal itu.

“Dalam forum rapat itu KONI mendapat dukungan dari seluruh anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT. Kami harapkan ada dukungan lebih nyata dari pemerintah. Alasannya karena berdasarkan undang-undang sistem keolahragaan nasional pemerintah wajib membiayai kegiatan olahraga apalagi menjelang PON,”ujar mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT ini.

Lebih lanjut kata dia, pihaknya tidak memperhitungkan NTT berada diposisi ke berapa dari 34 provinsi yang ada. Karena itu tergantung dari konfigurasi perolehan medali. Pada PON tahun 2019 lalu NTT berada di urutan ke-18 dari 34 provinsi yang ada. NTT berada diurutan 18 itu karena mendapat 7 medali emas, 7 medali perak dan 9 medali perunggu.

“Tapi waktu itu perolehan medali dari tuan rumah terlalu banyak hampir 250 medali dan urutan kedua mendapat 100 medali. Kita yang hanya mendapat 7 medali emas saja berada diurutan ke-18 artinya urutan posisi kita tidak menjadi terget karena nanti sangat tergantung dari konfigurasi perolehan medali per provinsi. Tapi target kita adalah ada peningkatan prestasi dari 7 medali emas menjadi 10 medali emas.

Soal urutan ke berapa itu tidak menjadi perhatikan dan sangat itu tergantung. Karena tuan rumah dimana-mana selalu berusaha untuk menjadi juara umum dan itu sudah hukumnya. Minimal kalau bukan juara umum satu dan masuk dalam lima besar.

“Kita dari NTT targetkan dari cabang olahraga kempo dari 7 medali emas yang kita diraih pada PON tahun lalu. Dan tahun ini kita targetkan 6 medali emas saja, dari cabang olahraga tinju kita targetkan dua medali emas dan dari cabang olahraga silat kita juga tagertkan dua medali saja sehingga totalnya 10 medali emas. Bukan berarti cabang-cabang olahraga lain tidak berpeluang. Tapi peluang yang paling besar dari tiga cabang olahraga ini. Dan mereka adalah cabang olahraga super prioritas kita,” bebernya.

Sementara itu Ketua Komisi V DPRD Provinsi NTT, Yunus Takandewa mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi KONI NTT yang telah bekerja maksimal dan melakukan konsulidasi dengan baik sehingga 11 cabang olahraga diikutsertakan.

“Kami meminta Dispora dan KONI NTT untuk melakukan konsulidasi internal untuk mempersiapkan lagi proses keikutsertaan para atlet ke Papua,”katanya.

Kemudian dalam waktu dekat pihaknya akan menugaskan Ketua Komisi untuk memperlancar proses audiens dengan pak gubernur. “Dan kami yakin bahwa pak gubernur adalah pecinta olahraga,”ungkapnya.

Dikatakan, keikutsertaan dalam kegiatan PON ini maka komisi telah mengusulkan kepada pemerintah untuk penambahan anggaran pada perubahan termasuk bonus kepada para atlet. Tentunya langkah-langkah lain yang dilakukan adalah memaksimalkan keluarga besar Flobamora yang ada di Papua paling tidak mereka juga ada perhatian khusus untuk kontingen NTT.

“Semua pihak termasuk pecinta olahraga juga bisa mengetuk pintu hatinya untuk bersama-sama menggalang solidaritas dalam bentuk moral dan moril agar atlet kita ini sebagai pahlawan olahraga yang akan bertanding di Papua berjalan efektif dan baik,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT ini.

Lebih lanjut kata dia, anggaran untuk KONI sendiri ada dana hibah sebesar Rp 5 miliar untuk membiayai rutinitas. Sedangkan untuk kegiatan PON ini perlu dikonsultasi lagi sehingga dananya akan diluncurkan pada perubahan.

Dan sejauh ini dana yang ada hanya bisa membiayai 14 atlet sementara yang akan ikut dalam kegiatan itu ada 90 atlet. Itu belum termasuk pelatih dan KONI sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar. (Hiro Tuames)