Kita Harapkan ke Depan Dusun Sonan Tidak Terpencil lagi

oleh -184 Dilihat

Suara-ntt.com, Oelamasi-Pemerintah Kabupaten Kupang dalam hal ini Dinas Sosial berharap agar ke depan Dusun Sonan Desa Bitobe Kecamatan Amfoang Tengah tidak terpencil lagi melainkan sudah maju dan menjadi lokasi terdepan.

“Kita harapkan agar ke depan tempat ini tidak menjadi daerah yang tertinggal lagi tetapi menjadi desa yang terdepan dan maju.

Oleh karena itu nanti dalam musrembangdus, musrembangdes dan musrembangcam tolong disampaikan program-program prioritas seperti akses jalan, air dan listrik agar bisa ada perubahan,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kupang, Yohanis Masneno melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Parwaka S.Sos pada berita acara serah terima dari Kementerian Sosial yang diwakili oleh Dinas Sosial Provinsi NTT kepada Kepala Desa Bitobe, Senin (30/12/19) lalu.

Parwaka mengatakan, rumah yang diberikan ini mudah-mudahan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

“Kita minta agar rumah yang ada dijaga, dipelihara dan bisa juga dikembangkan karena rumah ini menjadi hak milik bapak/mama semua,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu dirinya mengucapkan terima kasih atas penerimaan dari masyarakat setempat.

“Terima kasih atas penerimaan kami disini. Dan saya terharu sekali karena perjalanan kami menuju ke lokasi ini begitu berliku-liku dan mengikuti lereng bukit apalagi saya yang sudah tua ini tidak berjalan sejauh ini,”pintanya.

Usul Jalan dengan Dana Desa dalam Musrembang

Pada sisi lain Kasubag Urasan Kepegawaian dan Keuangan (UKK) Kecamatan Amfoang Tengah, Oscar Djumetan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi Desa Bitobe untuk mengusulkan pembangunan jalan menuju ke Dusun Sonan dengan menggunakan dana desa di tahun 2020 ini. Dengan demikian, akses jalan menuju ke tempat itu jauh lebih baik dari sekarang ini.

“Dalam musrembang nanti kita coba-coba usulkan pembangunan jalan menuju ke Dusun Sonan agar lebih baik lagi dengan menggunakan dana desa di tahun 2020 ini. Itulah pemikiran dan perjuangan kami dari pihak kecamatan,”katanya.

Pada kesempatan itu atas nama masyarakat Dusun Sonan dirinya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah kabupaten dan provinsi yang telah memperhatikan masyarakat setempat. Dan semua kebaikan ini diserahkan kepada Tuhan yang akan membalasnya.

“Sekarang kalau kita muncul dari atas bukit semua sudah bersinar. Selama ini yang kita nanti-nantikan sudah terjawab.
Kita harapkan kepada bapak/mama untuk menata kampung ini dengan pagar indah dan tanaman-tanaman produktif seperti tanaman holtikultura,”ungkapnya.

Dikatakan, dulu tempat ini erkenal dengan tanaman kopi. Dengan demikian, dirinya mengharapkan agar dua atau tiga tahun ke depan tempat ini sudah kembali hijau dengan tanaman kopi.

“Jangan sampai dua atau tiga tahun kita kembali masih minum kopi tugu buaya lagi. Tapi kita bermimpi harus minum kopi lokal. Dan itu menjadi harapan kita semua,” bebernya.

Dirinya juga berharap agar yang nanti ikut pelatihan atau studi banding jangan hanya kepala desa tetapi mungkin utus dua atau tiga orangtua agar kembali bisa terapkan ilmu itu disini.

Sementara Warga Dusun 1 RT 03 dan 04 /RW 02 Desa Bitobe, Nitanel Sabneno dan Yohanes Tabais mengatakan, sebagai masyarakat Dusun Sonan merasa senang dan terima kasih kepada pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten Kupang yang sudah memperhatikan mereka dengan membangun 55 unit rumah komunitas adat terpencil (KAT) dari Kementerian Sosial dengan ukuran rumah 6×6 meter atau tipe 36.

“Kami bersyukur dan berterima kasih karena pemerintah sudah memperhatikan dengan membangun kami rumah. Karena selama ini akses bantuan sangat susah kami dapatkan,” ungkap mereka.

Namun masalah yang dihadapi oleh mereka saat ini adalah jalan, air, akses pendidikan, kesehatan dan akses jaringan telkomsel begitu sulit karena berada di bawah kaki gunung Timau.

  1. Dikatakan, untuk mendapat air bersih saja masyarakat harus berjalan kaki sekitar 3-4 kilometer. Apalagi pada musim kemerau atau panas begitu susah karena akses jalan menuju ke sumber air begitu terjal karena mengikuti lereng gunung. (Hiro Tuames)