Suara-ntt.com, Kupang-Tingginya prevalensi Stunting, Angka Kematian Ibu (AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan permasalahan dan tantangan serius yang dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dan hal itu sudah menjadi target indikator makro pembangunan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Perubahan Provinsi NTT Tahun 2018-2023.
Untuk diketahui bahwa Pemerintah Provinsi telah menetapkan pencapaian target pada akhir periode RPJMD-P Tahun 2023 dimana Prevalensi Stunting menjadi sebesar 12 persen, dan AKI dan AKB mencapai target 0 jumlah kematian yang dapat dicegah.
Untuk itu melalui Program USAID MOMENTUM bersama Kelompok Kerja (POKJA) Penurunan Stunting, AKI dan AKB berupaya mendukung Pemerintah Provinsi NTT dalam menurunkan prevalensi stunting, AKI dan AKB melalui peningkatan kapasitas penyedia layanan dan kesiapan tenaga layanan dalam memberikan layanan rutin maupun layanan darurat kesehatan ibu dan anak. Selain itu peningkatan sistem rujukan dan pelibatan masyarakat serta peningkatan kualitas dan penggunaan data dalam pengambilan keputusan.
Untuk dalam menekan angka kematian ibu dan Bayi (AKI/AKB) di NTT dimana ada dua kabupaten yakni Rote Ndao dan Flores Timur (Flotim) telah berhasil menerapkan aplikasi Mama Bo’i dan 2H2 Center.
Kelebihan dari kedua aplikasi tersebut adalah memantau perkembangan ibu melahirkan melalui atau lewat Handphone (HP).
Kepala Bappelitbangda Rote Ndao, Jermy Haning menjelaskan, di Kabupaten Rote Ndao sudah menerapkan inovasi aplikasi Mama Bo’i untuk memantau perkembangan ibu bersalin guna menekan angka kematian ibu dan bayi.
“Kami di Rote dengan adanya aplikasi Mama Bo’i memudahkan kami untuk mendata semua ibu hamil yang melahirkan sehingga dengan mudah terpantau oleh tenaga kesehatan yang ada,”katanya ketika memaparkan aplikasi Mama Bo’i pada acara temu media di Hotel Aston Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat 22 April 2022.
Sementara itu Koordinator 2H2 Center Kabupaten Flores Timur, Scolasika Gencita Nino menjelaskan, program 2H2 Center yang sudah berjalan selama 11 tahun .
“Dengan HP yang tidak mahal tetapi benda ini akan terus berdering untuk memantau dan mendapat laporan adanya ibu yang akan melahirkan dan yang sudah melahirkan. Semua ibu yang akan melahirkan akan terdata dalam pantauan kami sebagai Koordinator 2H2 Center,”ujar Cony biasa disapa.
Program keselamatan ibu dan anak yang digalakkan pemerintah akan terus berjalan dengan baik jika program tersebut dilanjutkan oleh para pemimpin daerah meskipun sudah berganti kepemimpinan.
Staf Khusus Gubernur Tim Ahli Pokja SCI/ACB, dr. Stefanus Bria Seran memberi apresiasi kepada Kepala Bappelitbangda Kabupaten Rote Ndao dan Koordinator 2H2 Center Kabupaten Flotim yang berhasil melaksanakan program pelayanan bagi keselamatan ibu dan anak dengan menggunakan aplikasi yang luar biasa .
“Kiranya apa yang sudah di lakukan oleh Kabupaten Rote Ndao dan Flotim bisa dijadikan contoh untuk kabupaten yang lainnya,”kata mantan Bupati Malaka ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Mese Ataupah menjelaskan, pihaknya sangat peduli akan kasus kematian ibu dan anak sehingga banyak terjadi ketidakcocokan data di pusat dengan kabupaten.
“Ini yang menjadi masalah yang kita temui sampai dengan saat ini,”kata Mese.
Dikatakan, keselamatan ibu dan anak, serta stunting merupakan suatu program utama yang menjadi prioritas pemerintah. Selain itu fasilitas kesehatan dalam pelayanan yang diberikan bagi ibu melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan sehingga diperlukan kerja sama lintas sektor baik LSM maupun lembaga-lembaga terkait lainnya.
Chief of Party COP. MCagal-USAID, dr. Djoko Soetikno memberi penghargaan kepada dua kabupaten yakni Rote Ndao dan Flotim yang sukses melakukan tugas penyelamatan dan pemantauan bagi keselamatan ibu dan anak melalui aplikasi yang di ciptakan. Selain itu dirinya juga memberi apresiasi atas perhatian dari berbagai pihak terhadap masalah tersebut.
Djoko berharap agar awak media membantu melalui pemberitaan kepada seluruh masyarakat NTT terkait betapa pentingnya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak teutama penyediaan fasilitas kesehatan bagi keselamatan mereka. (Hiro Tuames)