Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), meminta perhatian dan keterlibatan gereja dalam mengatasi masalah stunting. Sebab masalah stunting di NTT masih sangat tinggi dan akan berdampak generasi masa depan gereja dan bangsa.
“Para pendeta dan pengurus gereja tolong omong dengan mereka yang mau nikah dan sedang hamil agar memperhatikan kualitas gizi anak yang sedang dikandung. Peran serta gereja bukan hanya membantu mereka tapi menjadi tim sekerja Allah.”
“Lakukan pendataan berapa orang jemaat yang mengalami stunting, laporkan supaya kita bisa kerja bersama untuk atasinya. Saya berharap jemaat Manutapen yang punya kemampuan bangun gedung gereja yang megah ini, juga akan melahirkan pikiran hebat untuk bantu sesama,”kata Gubernur VBL saat memberikan sambutan pada acara Penandatangan Prasasti Peresmian Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Pniel Manutapen Kota Kupang di Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Pniel Manutapen, pada Minggu, 6 Maret 2022.
Ditegaskan, gereja mempunyai tugas untuk membuat jemaat sejahtera. Untuk itu, kolaborasi antara Gereja dan Pemerintah sangat penting untuk terus ditingkatkan.
“Gereja harus membuktikan kerja bersama Yesus dengan melakukan sesuatu kepada mereka yang hina yakni mereka yang lapar, haus, telanjang, terpenjara, orang asing dan sakit. Gereja mempunyai tugas utama membangun orang yang tidak (bisa) berdiri karena lapar, haus, sakit dan terpenjara karena pendidikan, infrastruktur, dan keterbelakangan. Juga termasuk budaya yang memberatkan. Visi Allah menurut saya adalah membuat orang damai sejahtera,”ungkapnya.
Sebelum menandatangi prasasti, Gubernur mengikuti Ibadah bersama dengan Jemaat Pniel Manutapen yang dipimpin oleh Pendeta Marthinus Neno Nakmofa, S.Th.
Menurut Gubernur VBL, visi Allah mesti kita wujudkan dalam program kerja yakni pertanian, peternakan,perikanan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Karenanya Gereja harus berperan aktif bersama-sama dengan pemerintah untuk mewujudkan program Yesus agar tidak ada lagi orang yang lapar dan terpenjara.
“Orang bergereja itu berarti mengucap syukur untuk memuliakan Tuhan sekaligus harus diwujudkan dengan membantu sesama. Dalam istilah gereja, membawa syalom Allah di tengah-tengah masyarakat. Menjadi tim sekerja Allah dengan membantu orang-orang yang hina. Strateginya adalah kolaborasi. Tidak bisa gereja bekerja sendiri, Pemerintah juga kerja sendiri. Yesus telah mengajarkan untuk kita kerja bersama-sama sebagai tim sekerja Allah,” kata Gubernur Viktor.
Sementara itu Pendeta Marthinus Neno Nakmofa dalam renungannya saat Ibadah Jemaat dengan tema Setia Melayani di Tengah Kesukaran mengungkapkan kesukaran yang muncul karena berbagai hal dapat membuat orang kehilangan sukacita, damai sejahtera, kegembiraan dan semangat hidup yang berpotensi merusak relasi dengan orang lain. Untuk itu dibutuhkan kesabaran, kesetiaan dan keteguhan hati.
“Dalam menghadapi kesukaran, kita membutuhkan teman sekerja yang saling meneguhkan. Kita harus selalu menopang satu sama lain agar apa yang kita kerjakan bermanfaat bagi orang lain,” kata Pendeta Marhinus Neno Nakmofa. (HT)