Butuh Kerja Kolaborasi Pemerintah dan Gereja dalam Bangun Daerah ini

oleh -131 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyampaikan pentingnya kerja kolaboratif dalam membangun daerah terutama dengan partisipasi aktif pemerintah dan gereja.

“Pemerintah dan gereja punya tanggung jawab besar dalam memajukan Provinsi ini. Kita harus kerja kolaboratif dan juga melibatkan banyak pihak untuk kelola kekayaan kita. Banyak sekali potensi yang dimiliki daerah ini untuk membawa kemajuan yang mendatangkan kesejahteraan,”katanya saat menghadiri Ibadah Syukur HUT ke-408 GMIT Jemaat Kota Kupang pada Sabtu (13/08/2022).

“Kita jangan hanya berbicara yang abstrak saja tetapi juga melakukan hal konkrit untuk membangun sumber daya manusia dan juga aktif membangun kekayaan potensi daerah kita ini. Maka harus cerdas melihat kekayaan kita dengan baik. Orang pintar atau cerdas adalah orang yang belajar ilmu pengetahuan, kemudian melakukan atau melaksanakan ilmu itu dengan baik serta menghasilkan manfaat yang besar bagi peradaban kehidupan manusia untuk berguna bagi orang lain,” jelasnya.

Dirinya mengapresiasi kepada pendiri, jemaat dan seluruh pihak yang terlibat dalam perjalanan Jemaat Kota Kupang sejak awal didirikan hingga saat ini.

“Kita bersyukur bersama atas ulang tahun Jemaat Kota Kupang yang ke-408. Ini merupakan perjalanan yang sangat penjang dan saya memberikan apresiasi kepada pendiri, jemaat dan seluruh pihak yang terlibat dalam perjalanan Jemaat Kota Kupang sejak awal didirikan hingga hari ini,”ungkapnya.

“Selamat ulang tahun yang ke-408 kepada Jemaat Kota Kupang. Ini sejarah yang sangat panjang dan menjadi kebanggaan kita semua dan kita patut bersyukur atas hal ini. Terima kasih untuk mereka yang turut berperan dalam Jemaat Kota Kupang sejak awal hingga sekarang dan inilah yang kita katakan sebagai generasi pendahulu sebagai jajaran manusia konsepsional yang telah meninggalkan karya besar disini untuk selalu kita kenang sebagai karya keabadian dengan membangun Jemaat ini,” ujar Gubernur.

Ia menambahkan, untuk ikut berperan dalam membangun iman dan juga bermanfaat bagi sesama maka harus memiliki 3 karakter yaitu cerdas, peduli dan berani.

“Kepedulian sesuai dengan ajaran Yesus dimana kita berperan memberikan solidaritas kepedulian kepada kelompok hina yaitu mereka yang lapar haus, telanjang, terpenjara, sakit dan orang asing”, tambahnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Majelis Sinode Harian (MSH) GMIT, Pdt. Elisa Maplani menuturkan, gereja harus bersikap kritis terhadap dinamika sosial yang terjadi.

“408 tahun ini adalah anugerah besar bagi kita, dengan rentang waktu sejak 13 Agustus 1614 hingga saat ini 13 agustus 2022. Jemaat Kota Kupang harus terus menghasilkan buah-buah kasih pelayanan bukan hanya didalam gereja tetapi untuk masyarakat luas,” jelas Pdt. Elisa.

“Maka dalam pelayanan Jemaat Kota Kupang ini harus dengan pendekatan kerja keras, kerja cerdas dan kerja berkualitas. Gereja juga harus bersikap kritis dan ambil bagian dalam menghadapi masalah sosial serta harus menjadi suara dari dari kaum yang tidak bersuara,” tambahnya.

Untuk diketahui, dalam usia ke 408 Jemaat Kota Kupang ini juga tidaklah lepas dari sejarah penting dan peran besar Pendeta asal Belanda yang bernama Mattias Van Den Broeck. Beliau datang ke Kupang pada tahun 1614 saat itu dan kemudian melakukan pendekatan dengan Raja Kupang untuk dibaptis dan inilah awal dari berdirinya Jemaat Kota Kupang.

Pada ibadah syukur yang dilaksanakan
di Pelataran Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Kota Kupang tersebut juga turut dilaksanakan Peluncuran Buku Sejarah Jemaat Kota Kupang. Adapun juga rangkaian kegiatan lainnya yang sudah terselanggarakan diantaranya pentas seni, lomba nyanyian solo, jelajah medan, berbagai seminar, pelayanan kesehatan dan psikologi, sosialisasi stunting dan kesehatan reproduksi, serta kebaktian penyegaran iman. (HT)