Bupati Korinus Masneno Apresiasi Perhatian Pemprov NTT dalam Penanganan Stunting di Kabupaten Kupang

oleh -248 Dilihat

Suara-ntt.com, Oelamasi-Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ayodhia G. L. Kalake bersama Ibu Ketua Penggerak PKK, Sofiana Milawati Kalake menyerahkan bantuan sembako bagi keluarga beresiko stunting di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang pada Sabtu (20/01/2024).

Penjabat Gubernur NTT, pada kesempatan ini mengajak semua pihak, termasuk seluruh Perangkat Daerah terkait dan juga lembaga vertikal untuk berkolaborasi dalam penanganan stunting di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten Kupang.

Menurutnya penanganan stunting tidak dapat dilakukan secara sepihak oleh pemerintah saja, tetapi membutuhkan kerja kolaborasi dengan seluruh unsur terkait lainnya sebagai mitra kerja, agar lebih memudahkan dan mempercepat proses penanganan stunting agar bisa mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Jadi program atau kegiatan hari ini akan semacam pilot project. Kita berharap walaupun memang sumbangannya tidak terlalu banyak, akan tetapi diharapkan menjadi sentuhan khusus dari pemerintah Provinsi, sehingga penanganan stunting ini dapat di tangani dengan baik,”kata Gubernur Ayodhia.

“Kami sampaikan bahwa kami membawa telur, ikan, kambing etawa, dan ayam petelur. Diharapkan keluarga yang terindikasi stunting bisa mendapatkan asupan gizi dari bantuan ini,”tambahnya.

Dia juga memberi pesan pada Perangkat Daerah terkait Pemprov NTT agar kegiatan ini dapat dievaluasi dan dimonitoring secara berkala dan rutin, sehingga dapat secara berkelanjutan dilakukan perbaikan jika ada kekurangan, dan mengadopsi kegiatan ini ke tempat lain juga jika dinilai berhasil.

Lebih lanjut dia meminta kepada Camat, Kepala Desa, dan Ibu-Ibu semuanya agar kambing dan ayamnya jangan di potong namun dikembangbiakan karena akan menghasilkan susu dan telur yang merupakan sumber protein yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.

“Agar kambing dan ayamnya dikembangbiakan, karena susu dan telur yang dihasilkan merupakan sumber protein yang baik bagi anak-anak kita. Saya juga menghimbau kepada kita semua yang ada agar kita bisa menanam sayur dan buah-buahan di pekarangan yang ada sehingga dapat membantu menambah asupan gizi dan nutrisi bagi keluarga kita juga,”jelas Ayodhia.

Bupati Kupang, Korinus Masneno pada kesempatan tersebut mengapresiasi dan berterima kasih atas perhatian dan bantuan dari Pemprov NTT khususnya kepada Penjabat Gubernur NTT dan juga Ibu Penjabat Ketua TP PKK Provinsi NTT.

Korinus mengatakan bahwa suatu kebanggaan tersendiri bagi pemerintah Kabupaten Kupang dan masyarakat Kabupaten Kupang, khususnya masyarakat Oefeto Timur, Desa Raknamo atas kehadiran dan arahan dari Penjabat Gubernur pada moment tersebut.

“Terima kasih kepada Bapak Penjabat Gubernur dan Ibu atas perhatian serta bantuan yang diberikan bagi masyarakat di Desa Raknamo. Bantuan ini tentu akan kami manfaatkan sebaik-baiknya,”ucap Bupati Masneno.

“Pada kesempatan ini, perlu kami sampaikan juga terkait penanganan Stunting di kabupaten Kupang sebagai gambaran sejak tahun 2019 angka Stunting mencapai 34 persen. Namun hari ini berada pada posisi 12 persen, dibawah target nasional dengan jumlah manusia yang terkena stunting kurang lebih 3.800 orang,”jelasnya Masneno.

“Penanganan gizi, penanganan SDM di Kabupaten Kupang mesti terus kita bangun bersama. Pemkab Kupang akan terus berkolaborasi bersama Pemprov NTT, TNI, POLRI dan mitra kerja terkait agar segala kekurangan yang ada dapat kita atasi bersama,”tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi NTT, dr. Iien Andriyani, dalam laporannya menyampaikan, Kasus stunting di NTT masih tinggi, yaitu 35,5 persen menurut SSGI dan 15,7 persen dari data ePPGBM. Namun ia juga mengatakan berdasarkan perhitungan apapun itu, NTT masih mempunyai kasus Stunting.

Ia juga mengatakan hasil survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Tahun 2022, dimana NTT memiliki index kualitas keluarga Nomor 2 terendah di Indonesia.

Ia menyebutkan sudah menjadi tugas Pemerintah bersama dengan mitra kerja terkait lainnya termasuk pihak Perguruan Tinggi untuk saling berkolaborasi mengatasi permasalahan tersebut.

“Pemerintah perlu melakukan upaya dengan tiga pendekatan yaitu : pendekatan keluarga beresiko, Intervensi Gizi, dan kolaborasi pentahelix antara pihak swasta, institusi pendidikan, masyarakat dan media. One team one family merupakan perwujudan dari upaya-upaya tersebut dimana sebuah keluarga beresiko stunting akan diintervensi dari segala arah oleh Pemerintah,”kata Kadis P3A Provinsi NTT ini.

“Perguruan tinggi yang paling aktif di Desa Raknamo adalah Poltekkes Kemenkes kupang. Dimana kolaborasi melalui kegiatan one team one family ini sudah dimulai pada akhir Tahun 2022 bersama tiga pihak, yaitu: Poltekkes Kemenkes Kupang, Yayasan Seribu Hari dan Yayasan Oksitosin. Adapun kegiatan yang sudah dilakukan seperti bimtek Champion Gender yang memberi motivasi dan mendampingi masyarakat di Desa Raknamo. Ada juga pendampingan keluarga beresiko Stunting berupa peningkatan kapasitas ekonomi keluarga, bantuan Jamban Sehat, bantuan higiene sanitasi, dan alat-alat komunikasi, informasi dan media. Keterlibatan PKK bersama kader dan bidan desa serta pengurus KB sebagai team pendamping keluarga juga memperkuat kolaborasi ini,”tambah dr. Iien.

Pada kesempatan tersebut Penjabat Gubernur juga turun langsung mengunjungi rumah salah satu warga di Desa Raknamo yang terdampak Stunting dan memberikan langsung bantuan berupa paket Sembako seperti beras, telur ayam, mie instan, minyak goreng kepada keluarga tersebut.

Ia menegaskan dan menginstruksikan langsung Bupati Kupang beserta jajaran untuk selalu rutin memantau kondisi anak di desa-desa terdampak Stunting di Kabupaten Kupang. (HT)