Bawaslu NTT Sebut Politisasi SARA jadi Isu Seksi Jelang Hajatan Pilkada

oleh -126 Dilihat

Suara-ntt com, Kupang-Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu ) NTT, Amrunur Muh Darwan
menuturkan bahwa Politisasi Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) merupakan salah satu isu seksi yang kerap terjadi di masa pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada).

Namun dia menyebut bahwa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan merupakan anugrah Tuhan dan manusia diberikan secara alamiah membawa potensi itu.

“Dalam konteks pemilihan umum ataupun pilkada, politisasi SARA akan berpotensi mengganggu jalan tahapan pemilihan. Pada Tahapan Kampanye saat ini trend isu SARA yang dimainkan semakin meningkat seiring dengan kampanye yang dilakukan oleh para paslon,”kata Amrunur dalam acara Pengembangan Forum Warga Pengawasan Partisipasi Tingkat Provinsi NTT yang bertajuk Memperkuat Partisipsi Publik dan Menjaga Proses Pemilihan yang Jujur, Adil dan Integritas di Hotel Harper pada Sabtu (28/9/2024).

Dia mengatakan, penggunaan Isu SARA dalam kampanye dilarang sesuai ketentuan dlam UU 6 Tahun 2020. Politisasi SARA bukan hanya disampaikan secara verbal semata namun ramai digunakan oleh netizen di media sosial untuk menyerang lawan politik.

“Kehadiran Organisasi Daerah (ORDA) & Diaspora menjadi sangat strategis untuk melakukan pencegahan,”ungkapnya.

Untuk mengatasi hal itu maka Anggota Badan Pengawas Pemililhan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini meminta agar tokoh suku daerah bisa meredam isu SARA agar tidak terjadi.

“Aspek ketokohan dari masing-masing suku dan daerah memiliki pengaruh yang kuat untuk mencegah dugaan pelanggaran dan praktek-praktek politisasi SARA pada komunitas daerah,”sebutnya.

Untuk diketahui Pengembangan Forum Warga Pengawasan Partisipatih Tingkat Provinsi NTT ini diikuti oleh berbagai organisasi daerah seperti Ikatan Keluarga Kabupaten Ende Flores (IKKEF), Ikatan Keluarga Besar Nagekeo (IKEBANA), Ikatan Keluarga Ngada (IKADA), Kerukunan Keluarga Besar Maumere (KKBM), Kerukunan Marga Lamaholot (KEMALA), Ikatan Warga Asal Maluku (Iwasma), Ikatan Keluarga Kepulauan Alor, Ikatan Keluarga Pulau Sumba, Ata Lembata Kupang, Ikatan Keluarga Pulau Timor dan Ikatan Keluarga Pulau Sabu.

Hadir juga anggota Bawaslu NTT Magdalena Yuanita Wake dan Melpi Minalria Marpaung serta Kepala Sekretariat Ignasius Jani beserta jajarannya. ***Rizki Arifiani***