Aplikasi B’Pung Petani jadi Solusi Digitalisasi Rantai Supply dan Demand Masyarakat

oleh -150 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menyampaikan bahwa aplikasi B’Pung Petani dapat menjadi solusi digitalisasi rantai supply dan rantai demand masyarakat.

Alex mengatakan, aplikasi tersebut diciptakan atas kerja sama Bank NTT sebagai support sistem pemerintah dengan Dinas Pertanian Provinsi NTT, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi NTT mencakup digitalisasi supply chain untuk mengoptimalkan stabilitas demand dan supply produk pangan, menghubungkan antar pelaku usaha/petani, penyuluh pertanian dinas pertanian dan permintaan pasar agar menggali potensi produk pangan daerah, produksi pangan sesuai permintaan pasar, distribusi bibit dan pupuk yang tepat sasaran kepada kelompok tani, masa panen yang terjadwal, distribusi produk pangan yang tepat sasaran dan pemasaran produk pangan.

Dikatakan, manfaat dari penggunaan aplikasi B’Pung Petani bagi petani, peternak dan wirausaha untuk peningkatan kualitas produksi lahan, benih, pupuk dan obat-obatan OPT, penerapan teknologi, menjamin keberlanjutan produksi, kelebihan produksi dimanfaatkan untuk industri lainnya, kepastian pasar, meningkatkan nilai tukar usaha pertanian, memperluas akses pasar, memotong jalur distribusi dan kesejahteraan petani.

Sementara untuk masyarakat atau konsumen manfaatnya yakni stabilitas harga, produk yang higenis dan berkualitas, produk yang lebih variatif dan menciptakan lapangan kerja baru.

Lalu manfaatnya untuk pemerintah daerah meningkatkan PAD melalui PDRB, pengendalian inflasi, stabilisator supply dan demand, kebijakan untuk kepastian pasar di daerah, meningkatkan daya beli daerah dan penurunan jumlah kemiskinan dan stunting.

Bagi stakeholder lainnya dan OPD terkait manfaat aplikasi B’Pung Petani guna mendapatkan data valid pelaku usaha, data informasi aktivitas pertanian, penentuan kebijakan pemberian modal bagi petani, pengendalian kebijakan dan tumbuhnya industri baru.

Dia berharap agar aplikasi B’Pung Petani dapat menjaga keseimbangan permintaan dan bahan pangan, inflasi terjaga, mendongkrak NTP (Nilai Tukar Petani) dan peningkatan PDRB.

Sementara itu, Penjabat Walikota Kupang, George M. Hadjoh dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa saat ini Kota Kupang sedang melakukan inventarisasi terhadap keseluruhan lahan yang kosong baik milik perorangan maupun milik pemerintah dan swasta yang dimanfaatkan Pemerintah Kota Kupang untuk menanam kelor dan sorgum.

George mengatakan, Dinas Pertanian Kota Kupang akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, yang didukung PT BPD NTT untuk berkolaborasi pada ekosistem pertanian walaupun di Kota Kupang lahannya tidak sebesar lahan di kabupaten tetangga tetapi dengan mengumpulkan lahan yang ada maka Kota Kupang akan hijau oleh tanaman produktif.

Dikatakan, seluruh ASN akan menjadi motor penggerak bagi penanaman yang direncanakan Kepala Dinas Pertanian, misalnya satu gelas air mineral bekas akan ditanam 1 biji bawang, selanjutnya akan dilakukan penanaman di setiap poli bek, untuk tomat dan sebagainya.

“Kita akan memulai menanam dari lahan di dalam kantor Wali Kota, jika ada lahan kosong akan dimanfaatkan, apakah itu tanam bawang, lombok atau tomat akan didorong. Kami akan membangun koordinasi supply barang yang masuk ke Kota Kupang, kami mohon bank NTT memfasilitasi untuk membangun komunikasi dengan seluruh bupati dalam momentum diskusi bersama agar Kota Kupang bersama Labuan Bajo menjadi kabupaten dan kota yang menerima barang dan kebutuhan-kebutuhan primer yang datang dari luar sehingga teratur, misalnya seluruh buah akan ditempatkan di satu pasar tertentu, sayur juga kita petakan, kami juga akan membersihkan pasar agar membeli di pasar rasanya seperti membeli di supermarket, sekalipun dengan space yang terbuka,”kata George bersama sejumlah pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Kupang ketika mengikuti sosialisasi aplikasi B’pung Petani, via zoom meeting di Ruang kerja Wali Kota Kupang pada Senin, 29 Agustus 2022.

Dan Kegiatan tersebut juga diikuti oleh 22 Kepala Daerah se-Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan sosialisasi tersebut dipandu Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas dan juga dihadiri langsung Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli dan staf khusus Gubernur NTT, Pius Rengka yang mengikuti kegiatan langsung dari Borong, Kabupaten Manggarai Timur.

Kegiatan tersebut dilakukan guna menindaklanjuti hasil High Level Meeting (HLM) bersama seluruh TPID Provinsi NTT pada 12 Agustus 2022 yang lalu, dalam rangka mendukung upaya mengendalikan inflasi bahan pangan pada sektor ekonomi pertanian. Bank NTT sebagai support system Pemerintah daerah berupaya memberikan solusi digitalisasi rantai supply, rantai demand masyarakat dan daerah melalui aplikasi B’Pung Petani. (PKP_sny/HT)